Strategi pemasaran dibutuhkan oleh semua pemilik bisnis, baik yang menawarkan produk ataupun jasa. Strategi pemasaran pun juga berbeda-beda, dimana setiap pemilik bisnis memiliki strateginya masing-masing. Hal ini juga berlaku bagi Muhammad Sadad, pendiri brand apparel terkemuka di Indonesia, Erigo.
Awal Mula
Muhammad Sadad merupakan seorang pengusaha kelahiran Aceh, 15 Juni 1990. Keinginan Sadad dalam berbisnis sudah muncul sejak Ia duduk di bangku SMA. Lalu, Ia merealisasikan usahanya ketika Ia mulai kuliah di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Pada tahun 2012, ketika Ia memasuki semester 7, Ia dan teman-temannya membuka bisnis fashion bersama. Bermodalkan uang 50 juta, Sadad bersama rekannya mendirikan brand bernama Selected & Co.
Usaha berbisnis Sadad sangat tinggi. Ia rela meninggalkan kuliahnya demi fokus mengembangkan bisnis serta strategi pemasaran bisnis fashion-nya. Namun, usaha yang dilakukan Sadad tidaklah mudah. Ia juga pernah mengalami kerugian saat mengikuti pameran fashion di Malaysia.
Baca juga:
- Tips Menjaga Hubungan Karyawan ala Brian Chesky dan Joe Gebbia, Founder Perusahaan Airbnb!
- Rahasia Social Media Marketing ala Arief Muhammad
Muncul dan Berkembangnya Erigo
Perjalanan bisnis Selected & Co tidak membuahkan hasil yang menguntungkan. Penjualan 6 bulan awal sangat sepi peminat. Lalu pada tahun 2013, Sadad mengubah nama brand-nya menjadi Erigo. Perubahan ini bertujuan mendongkrak nama brand menjadi lebih dikenal lagi.
Walaupun sudah mengubah nama brand-nya, tetapi penjualan masih belum diterima pasar. Ia pun mengubah strategi pemasaranya kembali demi membuat brand-nya lebih dikenal. Ia mengambil konsep travelling dengan tema street style. Ia juga melakukan pemotretan di Jepang untuk mendukung tema brand-nya tersebut.
Perlahan, brand Erigo semaking dikenal masyarakat. Sadad mengandalkan pemasaran via offline dan online. Ia mencoba menjual produknya di bazzar serta pameran. Ia juga memfokuskan penjualan melalui website pribadi, didukung oleh marketplace lokal.
Bahkan pada September 2021, Erigo berhasil tampil di New York Fashion untuk memamerkan brand Erigo ke kancah dunia. Ia menggaet influencer lokal untuk menjadi brand ambassador Erigo. Prestasi tersebut menandakan bahwa strategi pemasaran Erigo terbilang cukup sukses di pasaran.

Cara Mengembangkan Strategi Pemasaran Seperti Erigo
Melihat kesuksesan strategi pemasaran Erigo yang dilakukan Muhammad Sadad, Anda sebagai pemilik bisnis juga bisa melakukanya! Menurut Global Awards Winning Business Coach, Coach Yohanes G. Pauly, ada cara praktis mengembangkan strategi pemasaran melalui 360o Marketing Approach.
Pendekatan ini menitikberatkan pada aktivitas Anda mengikuti kegiatan specific WHO bisnis, mulai dari bangun tidur di pagi hari, beraktivitas di siang hari, sampai kembali tidur di malam hari.
Melanjutkan contoh bisnis dari brand Erigo, Sadad, selaku founder Erigo sangat mengetahui bahwa specific WHO bisnis ini berasal dari kalangan milenial dan Gen-Z, dimana generasi ini sangat aktif menggunakan smartphone.
Alhasil, Ia memasang Instagram Ads serta bekerja sama dengan para influencer (endors) dengan harapan specific WHO dapat melihatnya ketika membuka smartphone di pagi hari.
Ketika specific WHO mulai beraktivitas di siang hari, entah di kampus atau kantor, maka Erigo menempatkan booth atau offline store di sekitar perkotaan yang strategis dengan tempat-tempat tersebut. Selain itu, dengan banyaknya anak muda yang memakai brand Erigo ketika keluar rumah, hal ini juga menambah “awaraness” terhadap specific WHO ketika beraktivitas.
Ketika specific WHO pulang dari aktivitas di malam hari, maka Ia akan membuka smartphone untuk hiburan di sosial media. Saat itu, specific WHO melihat iklan serta brand Erigo yang terpampang di beberapa chanel Youtube yang ditonton specific WHO serta di akun influencer. Hal ini membuat WHO ter-intercept sepanjang hari ketika mulai bangun, beraktivitas, hingga tidur di malam hari.