Konon kabarnya, bisnis keluarga penuh dengan isu negatif, rawan konflik dan tidak bisa lepas dari kutukan 3 generasi. Apa iya? Simak kisah The Walton Family, pemilik bisnis keluarga dan retail terbesar di dunia Walmart, patahkan isu negatif bisnis keluarga.
Mantan tentara Perang Dunia II
Retail terbesar di dunia ini didirikan oleh Sam Walton yang lahir di keluarga sederhana di Oklahoma. Masa kecilnya ia habiskan dengan membantu orang tuanya mengantar susu sapi perah dan jualan koran untuk menambah penghasilan.
Ia berhasil menamatkan kuliahnya sebagai sarjana ekonomi di Universitas Missouri di tahun 1940. Sam Walton juga sempat mengabdi sebagai tentara dan ikut Perang Dunia II sebagai anggota unit intelijen Angkatan Darat.
Awal kisah bisnis keluarga Walmart

Lepas dari perang dunia, ia membuka toko roti Ben Franklin dan bisnis tersebut cukup berkembang hingga bisa membuka 15 cabang. Sam Walton kemudian memutuskan untuk membuka bisnis yang lebih besar bernama Walmart.
Untuk bisa menang bersaing melawan kompetitor, Sam Walton mencari produk dari produsen Amerika yang bisa memasok barang dagangan ke seluruh rantai Walmart dengan harga sangat rendah.
Hanya dalam beberapa tahun, beberapa toko Walmart pun hadir di seluruh penjuru negeri, dan pada periode 1967 keluarga Walton memiliki 24 toko. Walton pun secara resmi menggabungkan perusahaannya di bawah Wal-Mart Stores, Inc.
Bisnis keluarga paling besar di dunia

Seiring berkembangnya waktu, di tahun 1990 Walmart menjadi bisnis retail paling besar di Amerika dan mulai mengembangkan bisnis di luar negeri seperti Inggris, Jerman, Kanada, dan Cina.
Sejak Sam Walton meninggal karena leukimia dan kanker tulang sumsum, Walmart kemudian dipegang oleh 4 orang anaknya.
Meski sempat diragukan kapabilitasnya dalam mengembangkan Walmart, anak Sam Walton ternyata berhasil membawa Walmart meraup keuntungan berkali lipat dari tahun-tahun sebelumnya.
Bisnis keluarga ini tercatat mempunyai 10.800 toko yang tersebar di 25 negara di dunia dan dengan jumlah karyawan hingga 2.2 juta orang karyawan di seluruh dunia. Pendapatan Walmart di tahun 2020 tercatat hingga US$ 559 miliar dollar.
Patahkan isu negatif

The Walmart Family berhasil mematahkan isu dan rumor negatif tentang bisnis keluarga. Bahkan para penerus bisnis Walmart berhasil membawa Walmart berkembang menjadi bisnis retail paling besar di dunia dan memegang posisi sebagai keluarga terkaya di dunia.
Lalu apa rahasia kesuksesan The Walmart Family dalam membesarkan bisnis keluarga?
Global Awards Winning Business Coach, Coach Yohanes G. Pauly, menjelaskan ada 3 rahasia mengembangkan bisnis keluarga yang bisa ditiru oleh pebisnis:
1. Sistem yang align dari internal hingga eksternal
Momok paling besar di bisnis keluarga adalah sistem yang tidak align karena perbedaan pandangan antara penerus bisnis dengan generasi sebelumnya.
Si penerus ingin membuat aturan dan sistem yang menurutnya lebih tepat diterapkan di bisnis, sedangkan generasi sebelumnya tidak setuju sehingga sering mengintervensi sistem di bisnis.
Ada dualisme sistem dan dua kapten di satu kapal. Akibatnya arah kapal tidak jelas dan kinerja karyawan juga terganggu. Untuk menghindarinya, pebisnis harus duduk bersama untuk membuat sistem yang jelas di bisnis.
Pembelajaran terbesar dari The Walmart Family adalah adanya sistem yang align di bisnis dengan mengadakan meeting rutin. Selain itu adalah punya rasa percaya yang tinggi kepada penerus karena mereka lah yang akan menjalankan bisnis.
2. Team: Together Everyone Achieves Miracles

Coach Yohanes G. Pauly menjelaskan bahwa tidak peduli bisnis apapun, tugas utama pebisnis adalah membangun superteam yang merupakan aset yang sangat penting di bisnis.
“Karena karyawan yang bekerja di bisnis pernah bekerja dengan generasi sebelumnya, sangat penting bagi pebisnis untuk mengumpulkan karyawan dan memastikan bahwa karyawan punya goals dan tujuan bisnis yang sama.” ucap Coach Yohanes G. Pauly.
Untuk membuat karyawan punya goals yang sama di bisnis keluarga, pebisnis bisa menggunakan regular meeting. Regular meeting ini dilakukan antara atasan bawahan dan sesama karyawan agar ada arah dan pijakan yang jelas di bisnis.
Begitu juga dengan Walmart. Perusahaan retail ini menggunakan sistem training yang tidak hanya menekankan pada skill karyawan, tapi juga untuk menyamakan visi dan goals karyawan saat bekerja. Walmart tidak segan untuk berinvestasi besar pada karyawan mereka karena mereka yakin bahwa karyawan adalah salah satu kunci kesuksesan bisnis.
Baca juga:
- Ini Metode Rekrutmen yang Diterapkan Steve Jobs Si “Godfather Of Recruiter”!
- Strategi Meningkatkan Penjualan Starbucks ala Howard Schultz
3. Berhenti menjual fungsi produk dan jasa
Rahasia ketiga adalah pebisnis harus berhenti menjual fungsi produk atau jasa dan fokus pada menjual persepsi.
Setiap bisnis terutama bisnis keluarga harus mempunyai persepsi yang bagus di mata publik. Jika tidak, bisnis tersebut akan kalah bersaing dengan kompetitor dan pendatang baru. Karena di mata customer, berapa lama bisnis sudah beroperasi bukanlah sebuah nilai tambah.
Oleh karena itu, pebisnis harus membangun persepsi agar bisa menarik calon customer membeli di bisnis. Dengan adanya persepsi, customer akan selalu kembali dan setia membeli di bisnis.
Terbukti dengan Walmart yang menjual persepsi bahwa mereka menjual seluruh barang kebutuhan dengan harga yang paling terjangkau dan sesuai dengan kantong. Persepsi ini karena selalu dikomunikasikan, menjadi melekat di benak customer sehingga setiap kali customer mau belanja, yang pertama terngiang di pikiran adalah Walmart.