rekrutmen karyawan

Ini Metode Rekrutmen yang Diterapkan Steve Jobs Si “Godfather Of Recruiter”!

Dikenal sebagai “Godfather of Recruiter”, simak rahasia metode rekrutmen yang Steve Jobs terapkan sehingga bisa bawa Apple jadi perusahaan besar di dunia!

Nakal sejak kecil

Steve Jobs terkenal di sekolahnya karena sifatnya yang nakal dan susah untuk mengikuti peraturan. Ia menilai bahwa sekolah sangat membosankan dan tidak pernah serius saat belajar. Akibatnya ia sering mengalami masalah disiplin dan akademis.

Dibalik kejahilannya, Steve Jobs sebenarnya adalah seorang anak kecil yang pintar dan memiliki ketertarikan tinggi di dunia elektronik. Ia sering bergaul dengan insinyur yang tinggal di sekitar lingkungan rumahnya.

Ia bertemu Steve Wozniak, jagoan elektronik di tempatnya magang yang kelak menjadi terciptanya Apple. Pada tahun 1972, Steve Wozniak membangun papan sirkuit dengan versi sendiri dari video game Pong, yang dia berikan kepada Jobs. Dengan papan sebagai resume-nya, Jobs meyakinkan perusahaan Atari Inc untuk memberinya pekerjaan sebagai teknisi.

Mendirikan Apple

rekrutmen karyawan
Dibantu oleh temannya, Steve Jobs kemudian membentuk Apple Computer di garasi rumah Steve Jobs di California

Bersama dengan Steve Wozniak, Steve Jobs mengerjakan sebuah “kotak biru” yang bertujuan untuk mengelabui jaringan telepon agar pengguna panggilan jarak jauh bisa saling akses dengan biaya gratis.

“Kotak biru” yang dibuat oleh Steve Jobs dan Steve Wozniak ini kemudian dirancang sedemikian rupa sehingga lahirlah Apple I pada tahun 1976. Steve Jobs melihat potensi bisnis yang besar dari Apple I, dibantu oleh temannya, Steve Jobs kemudian membentuk Apple Computer di garasi rumah Steve Jobs di California.

Perusahaan teknologi sukses

rekrutmen karyawan
Apple menjadi perusahaan teknologi sukses dengan revenue $59.7 miliar dollar pada kuartal 3 tahun 2020

Bisnis yang dibangun dari garasi rumah tersebut ternyata bisa berkembang dengan cepat dan menjadi salah satu perusahaan paling sukses di dunia.

Meskipun nyaris bangkrut di tahun 1997 dengan kerugian sebesar 867 dollar AS dan total valuasi sahamnya tak lebih dari 3 miliar dollar AS,  Steve Jobs berhasil membawa Apple kembali ke puncak kejayaannya.

Saat ini Apple menjadi perusahaan teknologi sukses dengan revenue $59.7 miliar dollar pada kuartal 3 tahun 2020.

Kunci sukses: metode rekrutmen

Steve Jobs menginginkan seorang karyawan yang punya antusiasme dan paham dengan passion mereka

Salah satu kunci kesuksesan Steve Jobs mengembangkan Apple adalah karena ia memiliki karyawan yang proaktif, kreatif, dan kontribusi tinggi di bisnis.

Steve Jobs terkenal dengan metode rekrutmen yang ia terapkan di Apple yang sangat ketat dan selektif. Steve Jobs bahkan pernah memecat 3 orang manager yang ia rekrut karena menilai bahwa mereka hanya tahu bagaimana cara mengelola, tapi tidak tahu bagaimana cara bertindak di bisnis.

Metode rekrutmen yang diterapkan oleh Steve Jobs tidak berpatokan pada resume si calon karyawan. Steve Jobs mengatakan bahwa ia menginginkan seorang karyawan yang punya antusiasme dan paham dengan passion mereka, paham dengan teknologi dan apa yang mereka bisa lakukan dengan teknologi.

Untuk menemukan calon karyawan mana yang memiliki passion, dalam metode rekrutmennya, Steve Jobs kemudian mewawancarai setiap kandidat dengan menghadirkan prototipe Macintosh yang merupakan salah satu produk Apple dan mencatat bagaimana reaksi kandidat.

Steve Jobs mengatakan bahwa salah satu kunci kesuksesan bisnis adalah dengan mempekerjakan orang yang tepat. Komposisi ideal dari Steve Jobs adalah dengan merekrut sebanyak mungkin karyawan tipe A, karena bisa saja nanti karyawan tipe A ini akan merekrut karyawan dengan tipe B.

Sedangkan jika pebisnis malah lebih banyak merekrut karyawan tipe B, maka karyawan tipe B ini akan merekrut karyawan dengan tipe B dan C, sehingga berdampak pada performa bisnis yang makin menurun.

Metode rekrutmen karyawan tepat di bisnis

rekrut karyawan
Karyawan merupakan salah satu aset paling mahal di bisnis

Steve Jobs sangat paham bahwa karyawan sangat mempengaruhi masa depan bisnis. Jika ia salah menggunakan metode rekrutmen dan malah merekrut orang yang tidak tepat, maka akan berdampak buruk pada masa depan bisnisnya.

Global Awards Winning Business Coach, Coach Yohanes G. Pauly, menjelaskan bahwa ia sepaham dengan Steve Jobs bahwa karyawan merupakan salah satu aset paling mahal di bisnis. Karena karyawan yang tepat akan membawa bisnis ke level yang lebih tinggi.

Coach Yohanes G. Pauly mengatakan bahwa dalam metode rekrutmen yang diterapkan, pebisnis juga harus bisa membaca karakter karyawan. Tujuannya adalah supaya pebisnis bisa merekrut orang yang tepat, di posisi yang tepat, dan waktu yang tepat.

Ada 4 karakter karyawan yang harus dipahami oleh pebisnis menurut Coach Yohanes G. Pauly dalam melakukan metode rekrutmen karyawan:

Dominance (D)

Karakter dominan cenderung terbuka dan fokus ke tugas (task oriented). Karakter dominan memiliki dorongan yang tinggi dalam melakukan sesuatu, cenderung proaktif dan punya inisiatif.

Coach Yohanes G. Pauly mencontohkan untuk dunia bisnis karakter dominan rata-rata berada di posisi leader, supervisor, manager dan posisi sentral lainnya. Jika ingin merekrut karyawan yang punya inisiatif tinggi maka orang tipikal D inilah yang harus direkrut!

Influence (I)

evaluasi kinerja karyawan
Karakter I jika dipaksakan untuk masuk ke 1 bagian bisnis, maka karakter I biasanya di bagian marketing & sales

Karakter ini cenderung terbuka dan fokus ke orang (people oriented). Karakter I mampu membangun hubungan yang baik dengan orang lain. Kekurangan karakter I adalah cenderung selalu ingin menjadipopular dan pusat perhatian.

Sedangkan untuk dunia bisnis, mayoritasnya karakter I jika dipaksakan untuk masuk ke 1 bagian bisnis, maka karakter I biasanya di bagian marketing & sales.

Jika ingin rekrut karyawan yang bisa komunikasi dengan baik, mahir dalam mempengaruhi orang lain, maka karakter I ini lah yang harus direkrut!

Steadiness (S)

Karakter S cenderung tertutup, tenang, dan loyal. Kekurangan karakter S adalah kemungkinan tidak bisa menerima perubahan dengan cepat.

Karakter S jika dipaksakan untuk masuk ke 1 bagian saja, maka karakter S biasanya di bagian Human Capital karena cenderung lebih banyak mendengarkan daripada berbicara, harmonis dan loyal.

Tentunya pebisnis tidak akan rekrut karyawan yang cenderung mendengarkan di bagian sales, bukan?

Baca juga:

Compliance (C)

Karakter C cenderung tertutup dan fokus ke tugas (task oriented), karakter ini sangat teliti dan mengikuti prosedur yang ada. Kekurangan karakter C adalah sangat lama mengambil keputusan karena butuh fakta dan data lengkap.

Coach Yohanes G. Pauly menjelaskan bahwa karakter C jika dipaksakan untuk masuk ke 1 bagian saja maka karakter C bisa dibagian finance & accounting karena sangat teliti dan teratur mengikuti prosedur.

Coba bayangkan jika saat rekrut karyawan menempatkan orang yang tidak teliti di bagian ini!

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *