Anda pernah menggunakan media sosial dalam strategi pemasaran era digital untuk menarik calon customer dan meningkatkan omzet bisnis? Jika iya, simak kisah Mark Zuckerberg yang kuasai 4 aplikasi terpopuler dunia yang sering digunakan untuk strategi pemasaran era digital ini.
Mark Zuckerberg si jenius
MarkZuckerberg lahir di keluarga berada dan berpendidikan tinggi. Ayahnya adalah seorang dokter gigi dan ibunya adalah seorang psikiater. Disaat masih berusia 12 tahun, ia sudah menunjukkan ketertarikan di bidang teknologi dan komputer dengan menggunakan Atari BASIC dan membuat program pengiriman pesan bernama “Zucknet”
Zucknet digunakan untuk oleh ayah Mark Zuckerberg di klinik gigi miliknya agar resepsionis bisa menginformasikan nama pasien tanpa harus berteriak. Tak hanya itu, Zucknet juga ikut digunakan oleh keluarga Mark Zuckerberg di lingkungan rumahnya.
Karena ketertarikan yang tinggi di bidang teknologi dan komputer, orang tuanya kemudian menyewa tutor komputer privat setiap minggu. Dengan tutor komputer ini orangtua Mark Zuckerberg berharap agar ia bisa belajar dan lebih mendalami komputer.
Mark Zuckerberg merupakan anak yang punya banyak keterampilan disamping komputer. Ia memiliki talenta di beladiri anggar dan bahkan menjadi kapten tim anggar saat ia bersekolah di Phillips Exeter Academy.
Ia juga sering mengikuti kompetisi dan menang banyak kategori lomba seperti matematika, astronomi dan fisika. Keterampilan lingustik Mark Zuckerberg tergolong sangat baik karena ia menguasai 4 bahasa yaitu Perancis, Hebrew, Latin, dan Yunani kuno.
Program kontroversi saat kuliah di Harvard

Mark Zuckerberg kuliah di salah satu universitas terkenal dunia, Harvard, dengan jurusan psikologi dan ilmu komputer. Meskipun merupakan mahasiswa baru, ia memiliki reputasi tinggi di kalangan mahasiswa sebagai seorang programming.
Program pertama yang Mark Zuckerberg buat di Harvard bernama Facemash, sebuah program untuk memilih siapa orang yang memiliki wajah paling menarik dan rupawan yang dinilai dari foto.
Tak diduga, program ini mendapat perhatian tinggi di Harvard bahkan membuat server internet Harvard down karena banyak yang mengakses. Namun ketenaran Facemash diiringi oleh tuntutan dari mahasiswa karena foto mereka digunakan tanpa izin. Program tersebut kemudian ditutup oleh Harvard.
Di tahun 2004, Mark Zuckerberg meluncurkan sebuah website yang ia beri nama “Thefacebook”. Seperti mengulang sejarah, website ini tak luput dari kontroversi. Tiga orang seniornya menuduh Mark Zuckerberg mencuri ide mereka yang awalnya akan digunakan untuk membuat sosial media bernama HarvardConnection.com.
Sejarah baru Facebook

Meski memiliki awal yang tidak bagus, Mark Zuckerberg tetap menjalankan idenya dan memutuskan untuk keluar dari Harvard.
Awalnya target penggunaan The Facebook hanyalah untuk internal Harvard saja. Namun Mark Zuckerberg mulai terpikir untuk memperluas jaringan ke universitas lain dengan bantuan temannya, Dustin Moskovitz.
Mereka menyewa sebuah kantor kecil di Palo Alto. Mereka bekerja keras untuk bisa mengembangkan jaringan The Facebook hingga diakhir tahun 2004, jumlah pengguna The Facebook mencapai 1 juta pengguna.
Banyak perusahaan besar yang tertarik untuk membeli The Facebook. Namun Mark Zuckerberg menolak tawaran tersebut dan lebih memilih untuk mengembangan The Facebook bersama rekannya.
Di tahun 2005 The Facebook yang lebih dikenal dengan Facebook mendapat suntikan dana dari Accel Partner. Mereka kemudian bekerjasama untuk membuat sebuah akses khusus bagi siswa Ivy League.
Ketenaran Facebook makin meningkat dan dikenal di Amerika. Tercatat pada pertengahan tahun 2010, jumlah pengguna Facebook mencapai 500 juta pengguna.
Tahun 2013 Facebook masuk dalam daftar Fortune 500 untuk pertama kalinya dan menjadikan Mark Zuckerberg sebagai CEO termuda di daftar tersebut.
Kuasai aplikasi media sosial
Mark Zuckerberg tak berpuas diri dengan perkembangan dan prestasi Facabook. Ia mengakuisisi Instagram pada tahun 2012. Instagram yang saat itu baru berumur 2 tahun diakuisisi dengan seharga 1 milliar dollar (9 triliun).
Dibawah Facebook, jumlah pengguna Instagram bertambah dengan pesat dan menjadi salah satu aplikasi dengan jumlah pengguna terbesar di dunia.
Berselang dua tahun kemudian, Facebook mengakuisisi WhatsApp dengan harga 19 miliar dollar pada Februari 2014. Namun pada penutupan kesepakatan di tahun 2016, nilai akuisisinya naik hingga 22 milliar dollar.
4 aplikasi media sosial target utama strategi pemasaran era digital

Seiring perkembangan tekonologi dan internet, Facebook, Messenger, Instagram, dan Whatsapp menjadi aplikasi sosial media utama yang digunakan oleh pebisnis untuk menjalankan strategi pemasaran era digital.
Mark Zuckerberg membuka kesempatan yang sangat besar kepada pebisnis untuk menjalankan strategi pemasaran era digital. Dengan jumlah pengguna akun mencapai ratusan juta pengguna, peluang kesuksesan strategi pemasaran era digital sangatlah tinggi.
Salah satu strategi pemasaran era digital yaitu iklan merupakan sasaran utama yang digunakan di Facebook dan Instagram. Tercatat lebih dari 6 juta bisnis yang menggunakan Facebook sebagai media dalam strategi pemasaran era digital.
Mark Zuckerberg sangat sadar bahwa ruang cakupan yang luas tanpa batas waktu, area dan tempat merupakan nilai jual yang sangat tinggi yang bisa digunakan oleh pebisnis untuk menyukseskan strategi pemasaran era digital.
Meskipun WhatsApp dan Messenger tidak memiliki fungsi yang sama dengan Facebook dan Instagram dalam beriklan, pebisnis bisa menggunakan 2 aplikasi tersebut untuk menyebarkan brosur dan promosi kepada calon customer dalam strategi pemasaran era digital.
Pengusaha muda terkaya di dunia yang manfaatkan strategi pemasaran era digital

4 media sosial yang milik Mark Zuckerberg yaitu Facebook, Messenger, WhatsApp, dan Instagram menempati aplikasi paling banyak yang di-download di dunia. Tingginya jumlah pengguna 4 aplikasi media sosial ini dan banyaknya pebisnis yang menggunakan aplikasi tersebut untuk strategi pemasaran era digital berdampak pada besarnya pemasukan Facebook dan Mark Zuckerberg.
Total kekayaan Mark Zuckerberg dilansir oleh Forbes adalah senilai 96.4 miliar dollar yang menjadikannya sebagai orang terkaya nomer 7 di dunia. Ia tercatat juga merupakan pengusaha paling muda yang bertengger dalam posisi 10 orang terkaya di dunia.
Resep jitu agar strategi pemasaran di era digital bisa sukses

Mark Zuckerberg merupakan entrepreneur yang tidak hanya memberikan platform kepada pebisnis untuk menjalankan strategi pemasaran era digital, namun ia juga menggunakan strategi pemasaran era digital di bisnisnya.
Ia sadar betul bahwa dengan perkembangan teknologi dan internet akan memudahkan semua orang untuk mengakses apa saja dan dimana saja. Oleh karena itu ia makin mengembangkan dan memperbaiki 4 aplikasi media sosial miliknya agar makin sesuai dan memenuhi kebutuhan publik.
Lalu bagaimana dengan pebisnis yang menggunakan aplikasi media sosial untuk strategi pemasaran era digital? Apa yang bisa dilakukan oleh pebisnis agar strategi pemasaran era digital yang mereka buat bisa mendapatkan hasil maksimal?
Coach Yohanes G. Pauly yang merupakan World’s Top Certified Business Coach memberikan 3 resep praktis dan jitu yang harus diperhatikan oleh pebisnis saat melakukan strategi pemasaran era digital:
Specific WHO

Banyak pebisnis yang fokus ke HOW atau bagaimana-nya dalam menjalankan strategi pemasaran era digital. Padahal pertanyaan pertama yang harusnya dipikirkan oleh pebisnis adalah siapa orang yang paling mungkin dan sasaran utama untuk membeli produk atau jasa.
Kesalahan terbesar pebisnis saat ditanya siapa yang paling memungkinkan untuk membeli produk atau jasa mereka, maka jawabannya adalah semuanya. Padahal seharusnya pemilik bisnis harus fokus kepada target market yang spesifik.
“Ibaratnya kita akan menembak burung yang terbang dengan peluru terbatas, apakah kita akan membabi buta menembak seluruh burung? Tentu saja tidak! Kita akan benar–benar menentukan jenis burung mana yang akan ditembak. Begitu juga dengan kepada siapa kita mau menjual produk atau jasa, tidak bisa ke semua orang, harus spesifik orang-orangnya seperti apa.” jelas Coach Yohanes G. Pauly.
Jika pebisnis ingin sukses, maka yang pertama kali harus pebisnis perhatikan adalah sudah spesifik kah target yang ingin ditembak? Jika target tidak spesifik dan asal-asalan hanya akan membuat pebisnis rugi dan hasilnya tidak maksimal.
Baca juga:
- Dulu diprediksi gagal, simak perjalanan Jeff Bezos jadi orang terkaya di dunia!
- Raih penghargaan tingkat dunia, simak kisah Business Coach asal Indonesia ini!
Relevant WHERE

Setelah mendapatkan WHO yang spesifik, selanjutnya tentukan langkah berikutnya yaitu WHERE. Jika sudah mendapatkan sasaran orang yang mungkin akan membeli di bisnis, maka tentukan dimana biasanya mereka berada.
“Kan kita sudah dapat target calon pembeli tertentu, selanjutnya kita harus tentukan dimana target pembeli tertentu ini biasa berkumpul. Ibaratkan seperti burung tadi, kita sudah tahu nih apa jenis burung yang mau ditembak, lalu biasanya jenis burung ini akan hingap di pohin yang mana.” Ucap Coach Yohanes G. Pauly.
Contohnya bisa saja pebisnis mengira bahwa Spesific WHO-nya lebih sering menggunakan Instagram, padahal karena Spesific WHO-nya adalah pria/wanita diatas 50 tahun yang ternyata mereka lebih sering menggunakan Facebook.
Beyond WHAT
Coach Yohanes G. Pauly menjelaskan bahwa dalam berbisnis tidak cukup hanya dengan menjual produk atau barang yang bagus saja. Pemilik bisnis harus menjual beyond WHAT dengan menciptakan persepsi yang baik atas produk atau jasa dimata calon customer dan customer.
“Mulai dari harga Rp 100.000 bahkan lebih murah sudah bisa membeli jam tangan kan ya? Lalu kenapa ada jam tangan yang harganya bisa ratusan juta hingga miliaran padahal fungsinya sama dengan jam tangan Rp 100.000?” jelasnya.
Jawabannya adalah karena yang ditonjolkan bukan functional benefit melainkan emotional benefit. Jam tangan seharga ratusan juta itu bisa bicara mengenai persepsi tentang nilai dan gaya hidup, sejarah, identitas diri atau kepribadian. Oleh karena itu harganya bisa jauh lebih tinggi daripada jam tangan yang hanya menjual functional benefit.
Bagaimana dengan bisnis Anda? Apakah Anda tertarik untuk melakukan strategi pemasaran era digital di 4 aplikasi terbesar dunia milik Mark Zuckerberg?